Perkenalkan namaku Graha, umurku 25 Tahun. Aku adalah fans JKT48, aku
punya perawakan tinggi, badan atletis walaupun tidak sixpack dan kulit putih,
mungkin bisa dibilang aku sangat beruntung karena bisa menikmati bercinta
bersama beberapa member JKT48, inilah kisahku yang pertama. Pada suatu hari saat
aku selesai menonton theater JKT48 yang kebetulan adalah setlist Te wo
Tsunaginagara, aku lupa memberikan gift yang dititipkan temanku untuk Shani,
akhirnya ku mencari cari Shani, dari f7 sampai fb tetapi tidak bertemu juga,
“ahh sudah pulang, besok aja deh” pikirku, aku lalu menuju p2 untuk mengambil
mobilku yang diparkirkan disitu dan keluar dari area parkiran menuju ke arah
shelter bus, sesampai di shelter bus aku melihat ada orang yang ku kenali,
begitu ku dekati ternyata dia shani, dia nampak sedang kebingungan. Karena
daerah situ sudah cukup sepi aku hampiri dia
“Shan, ngapain
kamu disini? Kok belum pulang?” tanyaku pada dia
“eh kak graha, ini
loh kak, aku gak dijemput, lagi nunggu taksi tapi takut naik taksi sendirian
jam segini” jawab Shani mencoba tenang
“oh yaudah ikut
mobilku saja, tenang aku gak bakal ngapa – ngapain kok hehe” ajakku
“Tapi kak, gak
ngerepotin kan?” tanya Shani
“gak kok, santai
aja” jawabku meyakinkan
Aku lalu keluar dari mobil dan membuka pintu samping belakang mobil,
lalu Shani masuk ke dalam mobilku, aku lalu menutup pintu mobilnya dan kembali
ke kursi kemudi.
“Rumahmu kemana
sih shan?” tanyaku
“itu kak ke *****”
jawab Shani
“Oke, eh ini ada
titipan dari temanku si Lucky, tadi mau ngasih Cuma kukira kau udah pulang”
ujarku sambil memberi kado titipan lucky
“Ohiya makasih
kak” jawab Shani mengambil kado itu
Aku lalu memacu mobilku ke arah rumah shani dahulu, aku setel musik
keras agar shani tidak tidur, bahaya juga kalau dia tidur bisa dikira macam
macam aku
“Sori yah shan,
tapi kamu jangan tidur, tar dikira macam macam aku” ujarku
“Oh gapapa kak”
jawab Shani
Sekitar sejam perjalanan akhirnya aku sampai di depan kosan shani
“sudah sampai tuh”
ujarku
“Ohiya, makasih
yah kak” ujar shani membuka pintu mobil dan keluar
Aku keluar mobil untuk memastikan shani sampai dalam kosannya dulu
“Ohiya kak, aku
lupa satu sebagai ucapan terima kasih” ujar shani kembali menghampiriku dan
kemudian mencium bibirku dan kembali ke dalam kosannya, ‘ada ada saja’ pikirku
kebingungan dengan tingkah shani, aku lalu kembali ke mobilku dan memacunya
sampai kerumahku. Sesampai di rumahku aku mengecek twitter, ternyata shani
memfollowku walau cuma sebentar untuk mengirim dm id line dia, aku lalu add id
line dia. Lalu kutinggal tidur karena hari ini sangat melelahkan.
Besoknya aku
mengecek line ternyata sudah di acc shani dan dia mengirim chat sesuatu
“Kak makasih yah
udah nganterin aku tadi, kalau gak ada kakak mungkin aku belum sampai dirumah,
aku sengaja kasih id line aku untuk menjemput aku lagi kalau aku tidak dijemput
atau kemalaman” ujar Shani di chatnya, aku lalu membalas
“Iya shani, yang
penting kamu selamat, kalau butuh bantuan bilang aku aja, kalau aku lagi bisa
aku bantu kok” balasku. Aku lalu bermalas malasan karena hari ini hari minggu,
tiba tiba notif line berbunyi, ternyata dari shani yang ingin dijemput di
kosannya, aku lalu bersiap siap mandi dan berangkat menuju kosan shani, shani
nampak sudah menunggu depan kosannya dengan kaos biru yang cantik dan celana
panjang, shani lalu masuk ke dalam mobilku di bagian depan alias sebelahku
“eh kok kamu di
depan?” tanyaku
“gapapa kak, kalo
aku dibelakang kesannya kakak kayak supirku” jawab shani lembut
“Terserah kamu aja
deh, kita mau kemana nih?” tanyaku
“kemana aja
terserah kakak, aku mah ikut aja” jawab shani
“gimana sih, kan
kamu yang minta dijemput kok malah terserah aku sekarang” jawabku kebingungan
“aku cuma pengen
jalan jalan aja, suntuk hari ini gak ada jadwal di JKT48 jadi bingung mau
ngapain” jawab shani
“yaudah deh, Puncak
mau?” tanyaku
“boleh banget tuh
kak” jawab shani
Aku lalu memacu kendaraanku ke arah puncak, jauh memang dan hari minggu
pula, jadi yah cukup menyiksa dengan macetnya, sekitar 4 jam perjalanan
akhirnya kami sampai didepan villa om ku yang memang sedang kosong. Aku
memegang kuncinya karena aku juga cukup sering menginap disini
“Tenang aja shan, kalau
mau makan ambil saja di kulkas, aku mau keluar mencari sesuatu dulu, jagain
villa ini yah” ujarku lalu meninggalkan shani, aku lalu mencari syal untuk
shani, maklum puncak sedang sangat dingin walaupun siang bolong begini. Aku
lalu mencari cari penjual syal disekitar villa ini. aku bertemu dengan seorang
penjual syal.
“Pak syal ini
berapa yah?” tanyaku
“Oh ini 30ribu aja
mas” jawab si penjual
“gak bisa kurang
yah pak?” tanyaku berusaha menawar
“gak bisa karena
emang udah segitu harganya” jawab si penjual
“oke deh saya
ambil 2” ujarku mengambil 2 syal dan memberi uang 60ribu kepada si penjual
Aku lalu kembali kedalam villa, terlihat shani sedang bersantai di sofa
sembari membaca buku
“Shani, nih ada
syal buat kamu, nanti kamu kedinginan lagi” ujarku sembari memberi syal hijau
kepada shani
“eh makasih banyak
kakak, kakak perhatian banget sama aku, oshinya yah?” tanya shani menggodaku
“eh enak aja,
oshiku Anin tau, aku kan udah ngajak kamu kesini berarti sudah kewajibanku
untuk ngejaga kamu, gitu” jawabku
“Ciye, sayang
Aninnya gak disini, coba kalau kuajak hihi” jawab shani kembali menggodaku
“yee dasar iseng”
ujarku mengacak acak rambut shani
“iihh jahat deh,
aku harus sampoan tujuh kali nih” ujar shani sambil mencubit lenganku
Aku lalu saling bertatapan dengan shani, aku mulai mendekatkan wajahku
ke wajah shani dan mencium bibirnya, shani lalu membalas dengan menghisap
bibirku, dan mulai beradu lidah, air liurku tidak ada yang dia biarkan menetes
kebawah, she is a good kisser, sekitar 3 menit kami saling beradu aku lalu
melepas ciumannya
“maaf shani, aku
gak bermaksud” ujarku sambil menundukkan kepala
“Hey, gapapa kok
kak, aku senang” jawab shani meyakinkan sambil mengelus celanaku, juniorku pun
langsung bangun ketika dielus shani
“yee kan bangun,
sini aku bukain” jawab shani
“tapi shan, gapapa
nih?” tanyaku
“gapapa kok, aku
menyayangimu dan aku mengingkan itu” jawab shani
“yaudah ke kamarku
saja” jawabku menggendong shani dan membawanya ke kamarku
Sesampai di kamar aku duduk di samping ranjang, shani lalu membuka
celanaku dan juga membuka kaosnya, terlihatlah payudara shani yang tidak
terlalu besar dan masih tertutup bra itu.
“ini biar kamu
lebih cepet keluar” ujar shani
Shani lalu menarik kolorku dan betapa terkejutnya shani melihat penisku
sudah tegang dan sangat besar
“kak graha, bohong
kalau aku belum pernah melihat penis tapi jujur ini adalah penis yang lebih
besar dari mantanku dulu” ujar shani dan mulai mengocok penisku dengan
tangannya dan menjilati lubang kencingku, aku sangat terangsang hebat dan mulai
mengelus rambut shani, shani lalu mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya dan
mulai mendorong dan menarik kepalanya keluar masuk penisku, aku sangat
terangsang hebat ditambah pemandangan punggung shani yang mulus itu, tidak sampai
5 menit aku mengeluarkan spermaku kedalam mulut shani.
“maaf shan keluar
didalam” ujarku meminta maaf
“gapapa kok kak,
aku senang bisa memuaskan orang yang kusayang” jawab shani menelan semua
spermaku dan menjilati sisanya
“ohiya mau nanya
shan, kenapa gitu kamu bisa sayang sama aku?” tanyaku
“kakak orangnya
baik, aku kagum sama kakak waktu dulu gak sengaja aku liat kakak memberi
tumpangan pada nenek nenek sampai dirumahnya” jawab shani
“ohh kamu
melihatnya” ujarku kaget
“iya, udah dulu
yah kak, simpen aja buat malem, aku mau kasih yang jauh lebih spesial” jawab
shani lalu kembali memakai bajunya dan membersihkan bibirnya dari sisa spermaku,
dan meninggalkan kamarku, aku lalu membersihkan diriku di kamar mandi.
Malam harinya sekitar jam 7 malam. Aku melihat shani sedang asik
membaca buku, aku berinisiatif mengajaknya jalan jalan
“Shan, jalan jalan yuk, ku laper nih” ajakku
“ayo kak, aku juga laper nih” jawab shani
Aku lalu mengajak shani keluar villa, tidak lupa kukunci pintu dan
gerbangnya, dan mulai berjalan mencari apapun yang bisa dimakan, kami berdua
pun bertemu seorang tukang mie ayam, kebetulan sekali, kami lalu menghampiri
tukang mie ayamnya
“Pak, Mie 2 yah
pak, jangan pedas” ujarku lalu mencari spot yang enak untuk duduk, aku
menemukan spot duduk yang enak diatas rumput dan didepannya ada pemandangan
kota yang indah dimalam hari. Kami lalu duduk berdua sambil menunggu pesanan
datang.
“Shan, senang gak
kamu ku ajak kesini?” tanyaku
“kemana saja asal
sama kakak aku senang” jawab shani
“yee kecil kecil
udah bisa gombal” ujarku mencubit pipi shani
“yee ini serius
yee” jawab shani sambil memukul pahaku
“Mas mba ini
pesanannya” ujar penjual mie ayam memberikan 2 mangkok mie ayam kepada kami
Kami berdua pun memakan sambil sesekali bercanda melihat pemandangan
yang sangat indah itu tidak terasa mie ayam kami sudah habis, kamipun hening
satu sama lain
“eh shan” ujarku
memecah keheningan diantara kami
“apa kak?” jawab
shani
“kenapa kamu
sayang sama aku padahal kita belum saling mengenal?” tanyaku
“aku yakin kakak
orangnya baik, karena waktu kakak jemput aku, kakak tidak macam macam denganku
kan?” jawab shani
“hmm, jujur aku
merasa tersanjung disayang seorang idolaku walau bukan oshi sendiri, tapi
izinkan aku mengenalmu dulu yah” ujarku kepada shani
“Iya kak” jawab
shani singkat
“eh pulang ke
villa yuk, udah malem ini, aku bayar dulu mienya” ujarku
“eh yaudah, aku
juga udah kedinginan nih” ujar shani
Lalu aku membayar kepada penjual dan pulang ke villa, sesampai di
villa, aku kunci pintu dan membawa shani ke pintu kamarku dan mulai menciumi
bibir shani, aku berusaha mencari pintu kamarku sambil berciuman ganas dengan
shani, ketika ketemu kunci kamar dikantungku aku lalu membuka kunci pintunya,
aku agak memeluk shani dan membuka pintu kamarnya, aku bawa shani keranjangku
dan membaringkannya, aku melepaskan ciumanku dan mengunci pintu kamarku, lalu
mematikan lampu utama dan hanya disisakan lampu di samping ranjangku
“bentar dulu dong
kak, aku mau ganti ke baju tidur dulu” ujar shani bangkit dari ranjangku dan
membuka lemariku, lalu ia mengambil handuk yang berbentuk seperti rompi dan
masuk kekamar mandi, akupun lalu mengambil handuk yang sama, membuka seluruh
pakaianku dan memakai handuk itu, tidak lama shani keluar dengan handuk itu,
kelihatannya dia tidak memakai apapun lagi didalamnya, lalu shani memelukku
dari belakang dan dagunya disandarkan dibahuku
“Kak, izinkan kita
berdua saling mengenal malam ini” ujar shani lalu membuka seluruh handukku,
jadilah aku telanjang bulat depan idol yang cantik jelita ini
“Yee curang yah
udah buka punyaku duluan” ujarku lalu menghadap shani dan membaringkannya di
ranjang lalu membuka handuknya, jadilah idol ini juga telanjang bulat di
depanku, payudara yang imut dengan puncak puting merah muda dan vagina dengan
bulu halus diatasnya.
“Sorry, i dont
have good boobs” ujar shani
“gapapa, asal itu
kamu aku senang” ujarku menciumi bibir shani sambil tangan kiriku meremas
payudara shani, kami berciuman dengan sangat hot, aku lalu beralih ke area telinganya,
shani hanya menggelinjang sambil terus menjambak rambutku, aku lalu berpindah
ke area payudaranya, aku jilati putingnya yang menggemaskan itu, shani hanya
mendesah, aku terus turunkan ke perut hingga ke liang vaginanya, aku lalu
menjilati vaginanya, terciumlah bau harum khas vagina yang membuatku terus
terangsang dan makin aktif menjilati vaginanya, shani hanya mendesah tidak
karuan
“kak grahaaaaa”
desah shani dibarengi dengan orgasmenya dia, aku lalu menghisap semua cairan
vaginanya tanpa tersisa
“Kakak hebat yah”
ujar shani memujiku, nampaknya dia sudah cukup lelah
“Iya dong, eh
shan, mau gak kamu jadi pacar aku?” tanyakku
“loh kok?” shani
kebingungan
“sudah 2 hari aku
mengenal, kamu pribadi yang unik, asik, nyebelin dan aku suka kamu, kalau kamu
tidak bersedia yah terserah” ujarku sambil menatap shani dalam
“hmm, aku bersedia
kok, tapi kita backstreet aja yah, kakak tetep oshiin anin aja, biar gak
ketauan” jawab shani lalu memelukku
“oke makasih yah
sayang” ujarku lalu kembali membaringkan shani, lalu penisku yang sudah tegang
daritadi aku arahkan ke bibir vagina shani, shani hanya mengigit bibir bawahnya
dan membuka pahanya lebar – lebar, aku lalu memasukkan penisku pelan – pelan ke
dalam vagina shani hingga menancap seluruhnya, aku biarkan dulu untuk
penyesuaian bagi shani, lalu aku pelan pelan mulai memompanya, shani hanya
mendesah menengadah ke atas tetapi sambil memelukku, aku lalu terus memompanya
“ahh kak
graahhaaaaa, enak kakkkkk” desah shani tidak karuan sembari orgasme yang kedua
kalinya
Aku yang sudah tidak tahan lalu ingin keluar, aku lalu mencabut penisku
dan mengeluarkan spermaku diatas perutnya aku pun terbaring di samping shani
“Shan, makasih yah
untuk malam ini
“Iya kak graha,
saat seperti tadi juga kakak masih perhatian denganku dengan tidak mengeluarkan
sperma di dalam rahimku” jawab shani
“aku hanya tidak
mau kau hamil shan” ujarku
“iya yaudah kita
tidur yuk, besok aku mau pulang, ada latihan besok” ujar shani
“iya shan” kataku
lalu tertidur bersama shani
Bersambung~
Buat yg Lidya dong:)
BalasHapusBuat yg Lidya dong:)
BalasHapusbuat yg naomi juga dong
BalasHapus