Minggu, 31 Januari 2016

SECOND STORY : My Sex Slave, Nadse



Seminggu berlalu semenjak cerita pertamaku, aku masih berhubungan dengan shani, dan tidak ada yang mengetahuinya. Malam itu aku sedang mampir sebentar di kosannya, ada yang ingin aku ceritakan.
“Shan, mau nanya dong?” tanyaku agak grogi
“Apa kak?” tanyanya bingung
“Kamu ada foto aib member tertentu gak?” tanyaku lagi
“Hah? Buat apa kak?” tanya shani makin bingung
“kan rumahku sendirian, aku pengen punya satu budak yang bisa buat nemenin aku disana, aku kan sama kamu gak bisa setiap hari karena ada masa subur kamu” jawabku
“jadi buat disimpen dirumah kakak gitu? Maaf aku gak bisa puasin kakak setiap hari, yaudah deh aku kasih sebagai permintaan maaf, tapi kalo aku lagi bisa aku aja yang puasin” jawab shani
“iya gapapa, kamu ada siapa? Sini” tanyaku lagi
“ada Nadse sih, aku masih sengaja nyimpen tapi dia gak tau kalo aku simpen ini, jangan kasitau kalo ini dari aku yah” ujar shani sambil menunjukkan foto Nadse sedang bermesraan dengan seorang cowok diatas ranjang
“Wah, yaudah kirimin via line yah, aku gak bakal kasitau dia kalo itu foto dari kamu kok” jawabku menyakinkan
“udah tuh kak, yaudah kakak pulang sana, aku takut dimarahin ibu kost bawa cowok sampe jam segini” ujar Shani
“yee, aku gak bakal macem macem kok disini, kan bisa tempat lain hehe, yaudah deh, makasih yah fotonya shan” ujarku mencubit paha shani
“Yee iseng yah kak, dah dah pulang sana” ujar shani lalu mencium pipiku
“genit yah shani sekarang” ujarku meninggalkan kamar kos shani
Aku lalu pergi dari kosannya shani dan kembali kerumahku, besok paginya aku langsung berangkat ke theater, karena kebetulan hari ini Team T 2 show, aku berharap sehabis teater hari ini aku bisa langsung membawa Nadse kerumahku, sesampai di theater aku lalu berkeliling fx, sekedar mencari Nadse, saat aku berjalan jalan di foodhall, aku bertemu Nadse yang mungkin sedang mencari cemilan sebelum teater nanti, aku lalu menghampirinya
                “eh Nadse lagi ngapain?” tanyakku sekedar basa basi
                “eh iya lagi nyari cemilan sedikit sebelum show nih” jawab Nadse sekedarnya
                “Omi, aku punya sesuatu” ujarku menunjukkan hapeku yang ada foto Nadse dengan pacarnya sedang telanjang
                “Eh kamu dapet foto itu dari mana?” tanya Nadse lebih tegas
                “gak perlu tau dapet darimana, intinya nanti habis show theater ikut sama gw, atau foto ini nyebar, dan jangan kasitau siapapun termasuk keluargamu, nanti keluargamu akan dalam bahaya” ujarku dengan nada mengancam namun masih pelan
                “Kamu jangan coba coba mengancam saya yah” ujar Nadse ketus
                “ancam? Hey aku bisa dengan sangat mudah upload foto ini di socmed” ujarku lagi
                “Iii..ya baiklah, tapi jangan ganggu keluargaku dong” jawab Nadse sudah memelan tanda pasrah dan muka sedikit memerah
                “Nah, gitu dong sayang, sini id line kamu, biar kamu gak bisa kabur nanti” ujarku
                “Nih” ujar Nadse sambil menunjukkan hapenya
                “Hmm, oke baiklah” ujarku lalu meninggalkan Nadse, misi pertama berjalan sukses
Aku lalu pergi meninggalkan fx,aku mengabari shani dulu.
“Shan, aku udah berhasil ancam nadse, besok kamu ke villa ku di puncak aja” ujarku via line
“ohh oke yaudah besok aku kesana” balas shani
 aku lalu ke villa omku di puncak, aku sengaja ingin manaruh Nadse disana karena jauh dari hiruk pikuk kota dan tidak akan ketahuan siapapun. Setelah aku persiapkan semuanya untuk Nadse, sekitar jam 5 sore aku lalu kembali ke fx untuk menjemput Nadse yang memang sudah ku suruh tunggu di tempat parkir p4 fx, sekitar 4 jam perjalanan akhirnya aku sampai di fx, ternyata show hari itu sudah selesai semua, aku lihat Nadse sudah menunggu di f4, aku lalu menghampiri dia dan membuka kaca jendelaku
                “Nadse, sini masuk” ujarku memanggil Nadse
Nadse lalu masuk di pintu belakang, aku lalu memacu mobilku kembali keluar parkiran dan pergi ke arah puncak
                “Hai sayang,gimana theater hari ini” ujarku menggoda Nadse
                “Apaan sih, ini kita mau kemana?” ujar Nadse ketus
                “Jangan ketus gitu dong, masa mau jadi budak seks ketus gitu” ujarku lagi
                “Ini gw terpaksa yah” ujar Nadse ketus lagi
                “Yaudah, tar kamu juga rela sendiri, nih pakai nih di leher kamu, dan lepas semua baju kamu sampai telanjang bulat” ujarku sambil memberikan rantai anjing dan kalungnya kepada Nadse
                “Apaan nih” bentak nadse
                “pakai aja, atau gak foto ini nyebar, kamu harus jadi penurut dong” ujarku
                Nadse lalu memakai kalung anjing itu di lehernya dan melepas semua pakaiannya terlihatlah payudara tidak terlalu besar dan kemaluan yang cukup terbuka lubangnya, menandakan sudah banyak yang meniduri dia
                “Udah berapa banyak yang nidurin elu?” tanyaku
                “baru 5 cowok, semuanya mantanku” jawab Nadse sambil berusaha menutupi daerah intimnya dengan tangannya
                “Baru? Jablay amat lu, mulai sekarang lu budak seks gw, panggil gw Tuan” ujarku memerintah
                “Baik Tuan” ujar Nadse menurut, aku lalu memacu mobilku kearah puncak, sekitar jam 11 baru sampai di villa omku. Aku lalu masuk ke dalam bagasi untuk memarkirkan mobilku, kami berdua pun keluar mobil
                “Hey, siapa suruh kamu berdiri, merangkak seperti anjing” perintahku sama Nadse sambil menjambak rambutnya, Nadse lalu merangkak, aku memegang tali yang tersambung dengan kalung anjing Nadse dan menariknya seperti anjing, ada kepuasan sendiri memperlakukan Nadse seperti itu.
                Aku lalu menuntun Nadse ke kamarku, dan membanting tubuhnya diatas karpet di kamarku, Nadse hanya menangis diperlakukan seperti itu.
                “gw mau cicipin lu dulu deh sebelum ngeshare peraturan di villa ini” ujarku lalu menelentangkan Nadse diatas karpet dan membuka pahanya lebar lebar, aku lalu memelorotkan celana panjangku dan kolornya, Nadse sangat terkagum melihat penisku yang besar sedang ereksi maksimal, aku lalu meremas payudara Nadse dan mencubit cubit putingnya, Nadse hanya mendesis kecil berusaha menahan kenikmatannya, aku yang greget lalu langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Nadse, Nadse lalu menjerit karena belom siap seutuhnya, aku lalu memompa tubuh Nadse dengan kasar sambil meremas payudaranya dengan kasar pula, Nadse hanya mendesis pelan, aku yang tidak sabar lalu semakin mempercepat tempo pompaan ditubuh Nadse, benar saja Nadse lalu mendesah dengan sangat keras
                “Jepitan memeklu enak juga nad” ujarku melecehkannya
Nadse hanya mendesah, aku yang sudah tidak tahan lalu mengeluarkan spermaku didalam vagina Nadse, dan mencabutnya, sengaja tidak membiarkan Nadse orgasme malam ini agar dia penasaran terus. Aku lalu berdiri.
                “Gini Nadse, peraturan di villa ini, Kau harus telanjang terus selama disini, dilarang pakai baju apapun, dan kau harus terus merangkak selama disini, divilla ini cctv di semua ruangan jadi jangan macem macem, kalung itu jangan dilepas dan kalau malam kau tidur didalam kandang disitu” ujarku menunjuk kandang dibawah ranjangku,
                “Kau harus melayaniku kapanpun ku mau, dan satu lagi, kau harus memakai ini terus dan jangan dicabut” ujarku memasukkan dildo getar 15 cm yang sudah ku nyalakan kedalam vagina Nadse dan menutupnya dengan carefree agar tidak tercabut
                “Karena aku sudah lelah malam ini, besok saja aku entotin kamu sampe puas” ujarku lalu menyuruh Nadse masuk ke kandang itu dengan merangkak dan aku kunci pintunya
Bersambung~

Rabu, 27 Januari 2016

FIRST STORY: Romance With Shani

Perkenalkan namaku Graha, umurku 25 Tahun. Aku adalah fans JKT48, aku punya perawakan tinggi, badan atletis walaupun tidak sixpack dan kulit putih, mungkin bisa dibilang aku sangat beruntung karena bisa menikmati bercinta bersama beberapa member JKT48, inilah kisahku yang pertama. Pada suatu hari saat aku selesai menonton theater JKT48 yang kebetulan adalah setlist Te wo Tsunaginagara, aku lupa memberikan gift yang dititipkan temanku untuk Shani, akhirnya ku mencari cari Shani, dari f7 sampai fb tetapi tidak bertemu juga, “ahh sudah pulang, besok aja deh” pikirku, aku lalu menuju p2 untuk mengambil mobilku yang diparkirkan disitu dan keluar dari area parkiran menuju ke arah shelter bus, sesampai di shelter bus aku melihat ada orang yang ku kenali, begitu ku dekati ternyata dia shani, dia nampak sedang kebingungan. Karena daerah situ sudah cukup sepi aku hampiri dia
                “Shan, ngapain kamu disini? Kok belum pulang?” tanyaku pada dia
                “eh kak graha, ini loh kak, aku gak dijemput, lagi nunggu taksi tapi takut naik taksi sendirian jam segini” jawab Shani mencoba tenang
                “oh yaudah ikut mobilku saja, tenang aku gak bakal ngapa – ngapain kok hehe” ajakku
                “Tapi kak, gak ngerepotin kan?” tanya Shani
                “gak kok, santai aja” jawabku meyakinkan
Aku lalu keluar dari mobil dan membuka pintu samping belakang mobil, lalu Shani masuk ke dalam mobilku, aku lalu menutup pintu mobilnya dan kembali ke kursi kemudi.
                “Rumahmu kemana sih shan?” tanyaku
                “itu kak ke *****” jawab Shani
                “Oke, eh ini ada titipan dari temanku si Lucky, tadi mau ngasih Cuma kukira kau udah pulang” ujarku sambil memberi kado titipan lucky
                “Ohiya makasih kak” jawab Shani mengambil kado itu
Aku lalu memacu mobilku ke arah rumah shani dahulu, aku setel musik keras agar shani tidak tidur, bahaya juga kalau dia tidur bisa dikira macam macam aku
                “Sori yah shan, tapi kamu jangan tidur, tar dikira macam macam aku” ujarku
                “Oh gapapa kak” jawab Shani
Sekitar sejam perjalanan akhirnya aku sampai di depan kosan shani
                “sudah sampai tuh” ujarku
                “Ohiya, makasih yah kak” ujar shani membuka pintu mobil dan keluar
Aku keluar mobil untuk memastikan shani sampai dalam kosannya dulu
                “Ohiya kak, aku lupa satu sebagai ucapan terima kasih” ujar shani kembali menghampiriku dan kemudian mencium bibirku dan kembali ke dalam kosannya, ‘ada ada saja’ pikirku kebingungan dengan tingkah shani, aku lalu kembali ke mobilku dan memacunya sampai kerumahku. Sesampai di rumahku aku mengecek twitter, ternyata shani memfollowku walau cuma sebentar untuk mengirim dm id line dia, aku lalu add id line dia. Lalu kutinggal tidur karena hari ini sangat melelahkan.
                Besoknya aku mengecek line ternyata sudah di acc shani dan dia mengirim chat sesuatu
                “Kak makasih yah udah nganterin aku tadi, kalau gak ada kakak mungkin aku belum sampai dirumah, aku sengaja kasih id line aku untuk menjemput aku lagi kalau aku tidak dijemput atau kemalaman” ujar Shani di chatnya, aku lalu membalas
                “Iya shani, yang penting kamu selamat, kalau butuh bantuan bilang aku aja, kalau aku lagi bisa aku bantu kok” balasku. Aku lalu bermalas malasan karena hari ini hari minggu, tiba tiba notif line berbunyi, ternyata dari shani yang ingin dijemput di kosannya, aku lalu bersiap siap mandi dan berangkat menuju kosan shani, shani nampak sudah menunggu depan kosannya dengan kaos biru yang cantik dan celana panjang, shani lalu masuk ke dalam mobilku di bagian depan alias sebelahku
                “eh kok kamu di depan?” tanyaku
                “gapapa kak, kalo aku dibelakang kesannya kakak kayak supirku” jawab shani lembut
                “Terserah kamu aja deh, kita mau kemana nih?” tanyaku
                “kemana aja terserah kakak, aku mah ikut aja” jawab shani
                “gimana sih, kan kamu yang minta dijemput kok malah terserah aku sekarang” jawabku kebingungan
                “aku cuma pengen jalan jalan aja, suntuk hari ini gak ada jadwal di JKT48 jadi bingung mau ngapain” jawab shani
                “yaudah deh, Puncak mau?” tanyaku
                “boleh banget tuh kak” jawab shani
Aku lalu memacu kendaraanku ke arah puncak, jauh memang dan hari minggu pula, jadi yah cukup menyiksa dengan macetnya, sekitar 4 jam perjalanan akhirnya kami sampai didepan villa om ku yang memang sedang kosong. Aku memegang kuncinya karena aku juga cukup sering menginap disini
                “Tenang aja shan, kalau mau makan ambil saja di kulkas, aku mau keluar mencari sesuatu dulu, jagain villa ini yah” ujarku lalu meninggalkan shani, aku lalu mencari syal untuk shani, maklum puncak sedang sangat dingin walaupun siang bolong begini. Aku lalu mencari cari penjual syal disekitar villa ini. aku bertemu dengan seorang penjual syal.
                “Pak syal ini berapa yah?” tanyaku
                “Oh ini 30ribu aja mas” jawab si penjual
                “gak bisa kurang yah pak?” tanyaku berusaha menawar
                “gak bisa karena emang udah segitu harganya” jawab si penjual
                “oke deh saya ambil 2” ujarku mengambil 2 syal dan memberi uang 60ribu kepada si penjual
Aku lalu kembali kedalam villa, terlihat shani sedang bersantai di sofa sembari membaca buku
                “Shani, nih ada syal buat kamu, nanti kamu kedinginan lagi” ujarku sembari memberi syal hijau kepada shani
                “eh makasih banyak kakak, kakak perhatian banget sama aku, oshinya yah?” tanya shani menggodaku
                “eh enak aja, oshiku Anin tau, aku kan udah ngajak kamu kesini berarti sudah kewajibanku untuk ngejaga kamu, gitu” jawabku
                “Ciye, sayang Aninnya gak disini, coba kalau kuajak hihi” jawab shani kembali menggodaku
                “yee dasar iseng” ujarku mengacak acak rambut shani
                “iihh jahat deh, aku harus sampoan tujuh kali nih” ujar shani sambil mencubit lenganku
Aku lalu saling bertatapan dengan shani, aku mulai mendekatkan wajahku ke wajah shani dan mencium bibirnya, shani lalu membalas dengan menghisap bibirku, dan mulai beradu lidah, air liurku tidak ada yang dia biarkan menetes kebawah, she is a good kisser, sekitar 3 menit kami saling beradu aku lalu melepas ciumannya
                “maaf shani, aku gak bermaksud” ujarku sambil menundukkan kepala
                “Hey, gapapa kok kak, aku senang” jawab shani meyakinkan sambil mengelus celanaku, juniorku pun langsung bangun ketika dielus shani
                “yee kan bangun, sini aku bukain” jawab shani
                “tapi shan, gapapa nih?” tanyaku
                “gapapa kok, aku menyayangimu dan aku mengingkan itu” jawab shani
                “yaudah ke kamarku saja” jawabku menggendong shani dan membawanya ke kamarku
Sesampai di kamar aku duduk di samping ranjang, shani lalu membuka celanaku dan juga membuka kaosnya, terlihatlah payudara shani yang tidak terlalu besar dan masih tertutup bra itu.
                “ini biar kamu lebih cepet keluar” ujar shani
Shani lalu menarik kolorku dan betapa terkejutnya shani melihat penisku sudah tegang dan sangat besar
                “kak graha, bohong kalau aku belum pernah melihat penis tapi jujur ini adalah penis yang lebih besar dari mantanku dulu” ujar shani dan mulai mengocok penisku dengan tangannya dan menjilati lubang kencingku, aku sangat terangsang hebat dan mulai mengelus rambut shani, shani lalu mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya dan mulai mendorong dan menarik kepalanya keluar masuk penisku, aku sangat terangsang hebat ditambah pemandangan punggung shani yang mulus itu, tidak sampai 5 menit aku mengeluarkan spermaku kedalam mulut shani.
                “maaf shan keluar didalam” ujarku meminta maaf
                “gapapa kok kak, aku senang bisa memuaskan orang yang kusayang” jawab shani menelan semua spermaku dan menjilati sisanya
                “ohiya mau nanya shan, kenapa gitu kamu bisa sayang sama aku?” tanyaku
                “kakak orangnya baik, aku kagum sama kakak waktu dulu gak sengaja aku liat kakak memberi tumpangan pada nenek nenek sampai dirumahnya” jawab shani
                “ohh kamu melihatnya” ujarku kaget
                “iya, udah dulu yah kak, simpen aja buat malem, aku mau kasih yang jauh lebih spesial” jawab shani lalu kembali memakai bajunya dan membersihkan bibirnya dari sisa spermaku, dan meninggalkan kamarku, aku lalu membersihkan diriku di kamar mandi.
Malam harinya sekitar jam 7 malam. Aku melihat shani sedang asik membaca buku, aku berinisiatif mengajaknya jalan jalan
“Shan, jalan jalan yuk, ku laper nih” ajakku
“ayo kak, aku juga laper nih” jawab shani
Aku lalu mengajak shani keluar villa, tidak lupa kukunci pintu dan gerbangnya, dan mulai berjalan mencari apapun yang bisa dimakan, kami berdua pun bertemu seorang tukang mie ayam, kebetulan sekali, kami lalu menghampiri tukang mie ayamnya
                “Pak, Mie 2 yah pak, jangan pedas” ujarku lalu mencari spot yang enak untuk duduk, aku menemukan spot duduk yang enak diatas rumput dan didepannya ada pemandangan kota yang indah dimalam hari. Kami lalu duduk berdua sambil menunggu pesanan datang.
                “Shan, senang gak kamu ku ajak kesini?” tanyaku
                “kemana saja asal sama kakak aku senang” jawab shani
                “yee kecil kecil udah bisa gombal” ujarku mencubit pipi shani
                “yee ini serius yee” jawab shani sambil memukul pahaku
                “Mas mba ini pesanannya” ujar penjual mie ayam memberikan 2 mangkok mie ayam kepada kami
Kami berdua pun memakan sambil sesekali bercanda melihat pemandangan yang sangat indah itu tidak terasa mie ayam kami sudah habis, kamipun hening satu sama lain
                “eh shan” ujarku memecah keheningan diantara kami
                “apa kak?” jawab shani
                “kenapa kamu sayang sama aku padahal kita belum saling mengenal?” tanyaku
                “aku yakin kakak orangnya baik, karena waktu kakak jemput aku, kakak tidak macam macam denganku kan?” jawab shani
                “hmm, jujur aku merasa tersanjung disayang seorang idolaku walau bukan oshi sendiri, tapi izinkan aku mengenalmu dulu yah” ujarku kepada shani
                “Iya kak” jawab shani singkat
                “eh pulang ke villa yuk, udah malem ini, aku bayar dulu mienya” ujarku
                “eh yaudah, aku juga udah kedinginan nih” ujar shani
Lalu aku membayar kepada penjual dan pulang ke villa, sesampai di villa, aku kunci pintu dan membawa shani ke pintu kamarku dan mulai menciumi bibir shani, aku berusaha mencari pintu kamarku sambil berciuman ganas dengan shani, ketika ketemu kunci kamar dikantungku aku lalu membuka kunci pintunya, aku agak memeluk shani dan membuka pintu kamarnya, aku bawa shani keranjangku dan membaringkannya, aku melepaskan ciumanku dan mengunci pintu kamarku, lalu mematikan lampu utama dan hanya disisakan lampu di samping ranjangku
                “bentar dulu dong kak, aku mau ganti ke baju tidur dulu” ujar shani bangkit dari ranjangku dan membuka lemariku, lalu ia mengambil handuk yang berbentuk seperti rompi dan masuk kekamar mandi, akupun lalu mengambil handuk yang sama, membuka seluruh pakaianku dan memakai handuk itu, tidak lama shani keluar dengan handuk itu, kelihatannya dia tidak memakai apapun lagi didalamnya, lalu shani memelukku dari belakang dan dagunya disandarkan dibahuku
                “Kak, izinkan kita berdua saling mengenal malam ini” ujar shani lalu membuka seluruh handukku, jadilah aku telanjang bulat depan idol yang cantik jelita ini
                “Yee curang yah udah buka punyaku duluan” ujarku lalu menghadap shani dan membaringkannya di ranjang lalu membuka handuknya, jadilah idol ini juga telanjang bulat di depanku, payudara yang imut dengan puncak puting merah muda dan vagina dengan bulu halus diatasnya.
                “Sorry, i dont have good boobs” ujar shani
                “gapapa, asal itu kamu aku senang” ujarku menciumi bibir shani sambil tangan kiriku meremas payudara shani, kami berciuman dengan sangat hot, aku lalu beralih ke area telinganya, shani hanya menggelinjang sambil terus menjambak rambutku, aku lalu berpindah ke area payudaranya, aku jilati putingnya yang menggemaskan itu, shani hanya mendesah, aku terus turunkan ke perut hingga ke liang vaginanya, aku lalu menjilati vaginanya, terciumlah bau harum khas vagina yang membuatku terus terangsang dan makin aktif menjilati vaginanya, shani hanya mendesah tidak karuan
                “kak grahaaaaa” desah shani dibarengi dengan orgasmenya dia, aku lalu menghisap semua cairan vaginanya tanpa tersisa
                “Kakak hebat yah” ujar shani memujiku, nampaknya dia sudah cukup lelah
                “Iya dong, eh shan, mau gak kamu jadi pacar aku?” tanyakku
                “loh kok?” shani kebingungan
                “sudah 2 hari aku mengenal, kamu pribadi yang unik, asik, nyebelin dan aku suka kamu, kalau kamu tidak bersedia yah terserah” ujarku sambil menatap shani dalam
                “hmm, aku bersedia kok, tapi kita backstreet aja yah, kakak tetep oshiin anin aja, biar gak ketauan” jawab shani lalu memelukku
                “oke makasih yah sayang” ujarku lalu kembali membaringkan shani, lalu penisku yang sudah tegang daritadi aku arahkan ke bibir vagina shani, shani hanya mengigit bibir bawahnya dan membuka pahanya lebar – lebar, aku lalu memasukkan penisku pelan – pelan ke dalam vagina shani hingga menancap seluruhnya, aku biarkan dulu untuk penyesuaian bagi shani, lalu aku pelan pelan mulai memompanya, shani hanya mendesah menengadah ke atas tetapi sambil memelukku, aku lalu terus memompanya
                “ahh kak graahhaaaaa, enak kakkkkk” desah shani tidak karuan sembari orgasme yang kedua kalinya
Aku yang sudah tidak tahan lalu ingin keluar, aku lalu mencabut penisku dan mengeluarkan spermaku diatas perutnya aku pun terbaring di samping shani
                “Shan, makasih yah untuk malam ini
                “Iya kak graha, saat seperti tadi juga kakak masih perhatian denganku dengan tidak mengeluarkan sperma di dalam rahimku” jawab shani
                “aku hanya tidak mau kau hamil shan” ujarku
                “iya yaudah kita tidur yuk, besok aku mau pulang, ada latihan besok” ujar shani
                “iya shan” kataku lalu tertidur bersama shani

Bersambung~