Seminggu
berlalu semenjak cerita pertamaku, aku masih berhubungan dengan shani, dan
tidak ada yang mengetahuinya. Malam itu aku sedang mampir sebentar di kosannya,
ada yang ingin aku ceritakan.
“Shan,
mau nanya dong?” tanyaku agak grogi
“Apa
kak?” tanyanya bingung
“Kamu
ada foto aib member tertentu gak?” tanyaku lagi
“Hah?
Buat apa kak?” tanya shani makin bingung
“kan
rumahku sendirian, aku pengen punya satu budak yang bisa buat nemenin aku
disana, aku kan sama kamu gak bisa setiap hari karena ada masa subur kamu”
jawabku
“jadi
buat disimpen dirumah kakak gitu? Maaf aku gak bisa puasin kakak setiap hari,
yaudah deh aku kasih sebagai permintaan maaf, tapi kalo aku lagi bisa aku aja
yang puasin” jawab shani
“iya
gapapa, kamu ada siapa? Sini” tanyaku lagi
“ada
Nadse sih, aku masih sengaja nyimpen tapi dia gak tau kalo aku simpen ini,
jangan kasitau kalo ini dari aku yah” ujar shani sambil menunjukkan foto Nadse
sedang bermesraan dengan seorang cowok diatas ranjang
“Wah,
yaudah kirimin via line yah, aku gak bakal kasitau dia kalo itu foto dari kamu
kok” jawabku menyakinkan
“udah
tuh kak, yaudah kakak pulang sana, aku takut dimarahin ibu kost bawa cowok
sampe jam segini” ujar Shani
“yee,
aku gak bakal macem macem kok disini, kan bisa tempat lain hehe, yaudah deh,
makasih yah fotonya shan” ujarku mencubit paha shani
“Yee
iseng yah kak, dah dah pulang sana” ujar shani lalu mencium pipiku
“genit
yah shani sekarang” ujarku meninggalkan kamar kos shani
Aku
lalu pergi dari kosannya shani dan kembali kerumahku, besok paginya aku
langsung berangkat ke theater, karena kebetulan hari ini Team T 2 show, aku
berharap sehabis teater hari ini aku bisa langsung membawa Nadse kerumahku,
sesampai di theater aku lalu berkeliling fx, sekedar mencari Nadse, saat aku
berjalan jalan di foodhall, aku bertemu Nadse yang mungkin sedang mencari
cemilan sebelum teater nanti, aku lalu menghampirinya
“eh Nadse lagi ngapain?”
tanyakku sekedar basa basi
“eh iya lagi nyari cemilan
sedikit sebelum show nih” jawab Nadse sekedarnya
“Omi, aku punya sesuatu” ujarku
menunjukkan hapeku yang ada foto Nadse dengan pacarnya sedang telanjang
“Eh kamu dapet foto itu dari
mana?” tanya Nadse lebih tegas
“gak perlu tau dapet darimana,
intinya nanti habis show theater ikut sama gw, atau foto ini nyebar, dan jangan
kasitau siapapun termasuk keluargamu, nanti keluargamu akan dalam bahaya”
ujarku dengan nada mengancam namun masih pelan
“Kamu jangan coba coba mengancam
saya yah” ujar Nadse ketus
“ancam? Hey aku bisa dengan
sangat mudah upload foto ini di socmed” ujarku lagi
“Iii..ya baiklah, tapi jangan
ganggu keluargaku dong” jawab Nadse sudah memelan tanda pasrah dan muka sedikit
memerah
“Nah, gitu dong sayang, sini id
line kamu, biar kamu gak bisa kabur nanti” ujarku
“Nih” ujar Nadse sambil
menunjukkan hapenya
“Hmm, oke baiklah” ujarku lalu
meninggalkan Nadse, misi pertama berjalan sukses
Aku
lalu pergi meninggalkan fx,aku mengabari shani dulu.
“Shan,
aku udah berhasil ancam nadse, besok kamu ke villa ku di puncak aja” ujarku via
line
“ohh
oke yaudah besok aku kesana” balas shani
aku lalu ke villa omku di puncak, aku sengaja
ingin manaruh Nadse disana karena jauh dari hiruk pikuk kota dan tidak akan
ketahuan siapapun. Setelah aku persiapkan semuanya untuk Nadse, sekitar jam 5
sore aku lalu kembali ke fx untuk menjemput Nadse yang memang sudah ku suruh
tunggu di tempat parkir p4 fx, sekitar 4 jam perjalanan akhirnya aku sampai di
fx, ternyata show hari itu sudah selesai semua, aku lihat Nadse sudah menunggu
di f4, aku lalu menghampiri dia dan membuka kaca jendelaku
“Nadse, sini masuk” ujarku
memanggil Nadse
Nadse
lalu masuk di pintu belakang, aku lalu memacu mobilku kembali keluar parkiran
dan pergi ke arah puncak
“Hai sayang,gimana theater hari
ini” ujarku menggoda Nadse
“Apaan sih, ini kita mau
kemana?” ujar Nadse ketus
“Jangan ketus gitu dong, masa
mau jadi budak seks ketus gitu” ujarku lagi
“Ini gw terpaksa yah” ujar Nadse
ketus lagi
“Yaudah, tar kamu juga rela
sendiri, nih pakai nih di leher kamu, dan lepas semua baju kamu sampai
telanjang bulat” ujarku sambil memberikan rantai anjing dan kalungnya kepada Nadse
“Apaan nih” bentak nadse
“pakai aja, atau gak foto ini
nyebar, kamu harus jadi penurut dong” ujarku
Nadse lalu memakai kalung anjing
itu di lehernya dan melepas semua pakaiannya terlihatlah payudara tidak terlalu
besar dan kemaluan yang cukup terbuka lubangnya, menandakan sudah banyak yang
meniduri dia
“Udah berapa banyak yang nidurin
elu?” tanyaku
“baru 5 cowok, semuanya mantanku”
jawab Nadse sambil berusaha menutupi daerah intimnya dengan tangannya
“Baru? Jablay amat lu, mulai
sekarang lu budak seks gw, panggil gw Tuan” ujarku memerintah
“Baik Tuan” ujar Nadse menurut,
aku lalu memacu mobilku kearah puncak, sekitar jam 11 baru sampai di villa
omku. Aku lalu masuk ke dalam bagasi untuk memarkirkan mobilku, kami berdua pun
keluar mobil
“Hey, siapa suruh kamu berdiri,
merangkak seperti anjing” perintahku sama Nadse sambil menjambak rambutnya, Nadse
lalu merangkak, aku memegang tali yang tersambung dengan kalung anjing Nadse
dan menariknya seperti anjing, ada kepuasan sendiri memperlakukan Nadse seperti
itu.
Aku lalu menuntun Nadse ke
kamarku, dan membanting tubuhnya diatas karpet di kamarku, Nadse hanya menangis
diperlakukan seperti itu.
“gw mau cicipin lu dulu deh
sebelum ngeshare peraturan di villa ini” ujarku lalu menelentangkan Nadse
diatas karpet dan membuka pahanya lebar lebar, aku lalu memelorotkan celana
panjangku dan kolornya, Nadse sangat terkagum melihat penisku yang besar sedang
ereksi maksimal, aku lalu meremas payudara Nadse dan mencubit cubit putingnya, Nadse
hanya mendesis kecil berusaha menahan kenikmatannya, aku yang greget lalu
langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Nadse, Nadse lalu menjerit karena
belom siap seutuhnya, aku lalu memompa tubuh Nadse dengan kasar sambil meremas
payudaranya dengan kasar pula, Nadse hanya mendesis pelan, aku yang tidak sabar
lalu semakin mempercepat tempo pompaan ditubuh Nadse, benar saja Nadse lalu
mendesah dengan sangat keras
“Jepitan memeklu enak juga nad”
ujarku melecehkannya
Nadse
hanya mendesah, aku yang sudah tidak tahan lalu mengeluarkan spermaku didalam
vagina Nadse, dan mencabutnya, sengaja tidak membiarkan Nadse orgasme malam ini
agar dia penasaran terus. Aku lalu berdiri.
“Gini Nadse, peraturan di villa
ini, Kau harus telanjang terus selama disini, dilarang pakai baju apapun, dan
kau harus terus merangkak selama disini, divilla ini cctv di semua ruangan jadi
jangan macem macem, kalung itu jangan dilepas dan kalau malam kau tidur didalam
kandang disitu” ujarku menunjuk kandang dibawah ranjangku,
“Kau harus melayaniku kapanpun
ku mau, dan satu lagi, kau harus memakai ini terus dan jangan dicabut” ujarku
memasukkan dildo getar 15 cm yang sudah ku nyalakan kedalam vagina Nadse dan
menutupnya dengan carefree agar tidak tercabut
“Karena aku sudah lelah malam
ini, besok saja aku entotin kamu sampe puas” ujarku lalu menyuruh Nadse masuk
ke kandang itu dengan merangkak dan aku kunci pintunya
Bersambung~